Beberapa cerita sejarah penemuan
nilai 'pi' sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Sebuah tablet Babylonia
kuno yang ditemukan antara 1900 - 1680 SM menuliskan nilai pi sebagai 3,125. Beberapa
bukti sejarah juga menerangkan tentang orang Babylonia yang menghitung luas
dari sebuah lingkaran dengan rumus "3 kali kuadrat dari radiusnya". Berbeda
dengan bangsa Mesir kuno yang menghitung luas lingkaran menggunakan rumus [(8D)/9]2,
di mana "D" adalah diameter lingkaran. Rumus ini memberikan sebuah
perkiraan bahwa nilai pi adalah 3,1605.
Seorang ahli matematika kuno
bernama Archimedes dari Syracuse yang hidup antara 287 - 212 SM mengambil nilai
phi berdasarkan luas dari poligon biasa yang berada di dalam lingkaran dan luas
dari sebuah poligon biasa tersebut dibatasi oleh lingkaran. Kemudian mulai abad
ke-15, algoritma baru yang didasarkan pada deret tak terhingga mengubah cara
perhitungan nilai pi. Isaac Newton, Leonhard Euler, Carl Friedrich Gauss,
Srinivasa Ramanujan, Madhava dan banyak matematikawan lain menggunakan cara ini
dalam usahanya menemukan nilai pi.
Pada tahun 1706, seorang
matematikawan dari Inggris bernama William Jones memperkenalkan abjad Yunani
phi (π) untuk mewakili nilai yang dikatakan. Namun, pada tahun 1737, Euler
resmi mengadopsi simbol ini untuk mewakili bilangan. Pada tahun 1768, Johann
Lambert membuktikan nilai Phi adalah sebuah bilangan irasional, dan pada tahun
1882, seorang matematikawan terkenal bernama Ferdinand Lindemann membuktikan
Phi adalah bilangan yang sulit dipahami. Dilanjutkan oleh seorang pengusaha
dari Amerika Serikat yang menerbitkan buku pada pada tahun 1931 untuk
mengumumkan bahwa nilai pi adalah 256/81. Dikatakan olehnya jika digit desimal
pi dicetak maka panjangnya akan terbentang dari kota New York City sampai ke
Kansas.
Seorang Ahli Matematika Jerman,
Ludolph van Ceulen, mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menghitung 35 tempat
desimal pertama phi. Lalu John Machin memperkenalkan suatu rumus untuk
menghitung nilai phi, yaitu : π = 4 * arc tan (1 / 5) - arc tan (1 / 239). Ia
menghabiskan waktu sekitar 70 jam untuk menghitung 2.037 tempat desimal phi
menggunakan ENIAC (Electronic Numeric Integrator and Computer).
Kemudian seorang profesor di
Universitas Tokyo bernama Yasumasa Kanada menemukan 6442450000 tempat desimal
Phi menggunakan komputer. Perhitungan ini membutuhkan waktu sekitar 116 jam.
Wow. Baru pada abad ke-20 dan ke-21, para matematikawan dan ilmuan komputer
menemukan pendekatan baru yang apabila digabungkan dengan daya komputasi
komputer yang tinggi, mampu menemukan nilai pi sampai tingkat ketelitian lebih
10 triliun (1013) digit desimal.
Karena
definisi nilai phi berhubungan dengan lingkaran, banyak rumus dalam matematika,
sains, dan teknik yang menggunakan phi. Pada saat belajar rumus-rumus
trigonometri dan geometri yang menyangkut lingkaran, elips, dan bola, disitu
akan anda dapati konstanta pi. Selain di bidang matematika konstanta pi juga
ditemukan pada rumus-rumus bidang ilmu lainnya seperti kosmologi,
termodinamika, mekanika, fraktal, dan elektromagnetisme.
Vidio tentang nilai Phi: https://www.youtube.com/watch?v=7PYKMGy_3aM
Sumber:
https://www.matematrick.com/2017/02/nilai-phi-dalam-matematika-sejarah-dan.html
#dodi_a111
Komentar
Posting Komentar